PM Inggris Tawarkan Starstreak Rudal Anti-pesawat, Indonesia Berminat
Diposting oleh
Unknown
| Minggu, 12 Agustus 2012 at 19.24
0
komentar
Labels :
Dalam kunjungan kerja PM David Cameron ke Indonesia, Kerajaan
Inggris menawarkan persenjataan anti-pesawat Starstreak. PM Inggris
berkunjung ke Indonesia selama dua hari pada pekan kemarin. Menhan
Indonesia mengungkapkan ke media bahwa Indonesia berminat membeli meski
dalam jumlah sedikit. Mungkin penawaran PM Inggris tersebut sebuah
jawaban atas permintaan militer Indonesia. Soalnya isu rudal Starstreak
pernah dilontarkan panglima Kodam Bukit Barisan pada Agustus 2010. Jika
rencana Kemenhan terealisasi, tentu akan menambah perbendaharaan rudal
anti-pesawat jarak pendek yang dimiliki militer Indonesia.
Secara pasti rudal panggul anti-pesawat jarak pendek yang telah
menjadi inventaris adalah RBS-70, Grom, dan QW 2/3. Grom buatan Polandia
dioperasikan Kostrad dan Qian Wei seri 2 dan 3 buatan RRC dioperasikan
Paskhas AU, keduanya bersistem fire and forget. RBS-70 buatan
Swedia bersistem pemandu laser dengan kombinasi proximity fuse. Sistem
pemandu rudal Starstreak buatan Inggris (Thales) juga menggunakan laser
bernergi rendah. Sistem pemandu inframerah maupun radar lebih mudah
diacak dengan flare dan chaff. Sistem pemandu laser hingga saat ini
sulit untuk diacak sehingga kill probabilitynya lebih tinggi. Terlebih
kecepatan tembak Starstreak paling tinggi, hingga 3,5 Mach.
Menjadikannya rudal Manpads tercepat saat ini sehingga sasaran yang
ditembak hampir tidak memiliki kesempatan untuk menghindar atau
memberikan reaksi. Perlu dikembangkan sensor laser yang lebih canggih
untuk mendeteksi ancaman rudal jenis ini. Satu-satunya hambatan adalah
kondisi cuaca dan pandangan misalnya asap.
Rudal Starstreak mulai dikembangkan pada November 1986 oleh pabrikan
Shorts (berganti nama Thales). Sistem ini resmi berdinas di jajaran
militer Inggris pada September 1997, mulai menggantikan peran rudal
Javelin dan Starburst. Rudal Starburst dioperasikan Inggris, Kanada,
Malaysia, dan Kuwait. Pada tahun 2007, Thales menyempurnakan sistem ini
dengan merilis Starstreak II. Rudal Starstreak 2 memiliki kinerja lebih
tinggi dari Starstreak I. Misil lebih ringan berbobot 14 kg, jarak
jangkau hingga 7 km dengan ketinggian hingga 5 km, usia pakai misil
hingga 15 tahun.
Sistem rudal Starstreak terdiri dari peluncur dan misil. Peluncur
menjadi satu dengan pemandu laser. Misil memiliki dua tinggat roket
pendorong propelan padat. Roket tingkat pertama melontarkan misil keluar
dari laras peluncur hingga jarak aman dari operator beberapa ratus
meter. Kemudian roket booster akan mendorong misil hingga kecepatan 3,5
Mach. Jika bahan bakar roket booster habis, misil melepaskan 3
sub-munisi meluncur secara terpisah menuju target dengan daya kinetik
9G. Selama peluncuran, operator memandu terus misil hingga sub-munisi
mengenai target. Masing-masing sub-munisi memiliki 2 laser pemandu yang
akan menyesuaikan lintasan luncur sesuai panduan laser dari sistem
pemandu yang dioperasikan prajurit operator. Kepala sub-amunisi
diperkeras dengan tungsten untuk memperkuat efek kinetik. Jika
sub-munisi menghantam sasaran, delay-fuse akan aktif menunda peledakan
hulu ledak. Memberi waktu bagi kepala sub-munisi menembus atau merobek
masuk ke dalam sasaran sebelum diledakkan. Dengan keandalan semacam itu,
rudal Starstreak bisa berfungsi ganda sebagai senjata penghancur
kendaraan lapis baja.
Rudal Starstreak dikonfigurasi dalam bentuk peluncur portabel
panggul, LML (Lightweight Multiple launcher) yang bisa dipasang
diberbagai platform mobile, SP HVM (Self Propelled High Velocity
Missile) dengan penggerak kendaraan lapis baja Alvis Stormer, dan ATASK
(Air to Air Starstreak) yang dipasang di helikopter serang Apache.
Hingga kini negara operator rudal Starstreak selain Inggris adalah
Afrika Selatan. Rudal Starstreak secara teknis memang sangat unggul
namun belum terbukti dalam palagan (battle proven). Minat pembelian
rudal Starstreak hendaknya direncanakan dengan matang berkenaan dengan
pembelian sistem senjata anti-pesawat jarak pendek lainnya yang telah
dahulu direncanakan seperti Oerlikon twincanon Swiss, Chiron Korsel,
bahkan TD2000 RRC. (Sumber : Cakidur)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)